Info puncak Otomotif - Penjulan skubek Suzuki baru memang tak mengilap. Serapan pasar, masih jauh dibandingkan dengan skubek Yamaha (Mio dan Mio Soul) maupun Honda (Vario, Scoopy, BeAT). Tapi, di pasar skubek bekas, Suzuki malah menjadi primadona dan dijadikan incaran. Alasannya, kualitas bagus, tahun masih muda dan harga jauh lebih terjangkau di banding pesaing lainnya.
Suzuki Skywave 2009 dilepas Rp 8 jutaan. Atau Suzuki Skydrive 2009 yang malah dilepas seharga Rp 7 jutaan. Bandingkan dengan Yamaha Mio Soul di tahun yang sama. Matik Yamaha ini dilepas di banderol Rp 9,5 jutaan. Intip juga Honda Vario terbitan 2009, di pasaran skubek bekas masih ditawarkan dengan harga Rp 10 jutaan. Padahal, harga semua skubek ini tidak terpaut jauh saat sama-sama dijual baru di tahun yang sama.
Menurut Sukardi, penjual motor bekas di bilangan Simo Kalangan, Surabaya, Jawa Timut jatuhnya harga Suzuki bukan karena kualitasnya lebih buruk dibanding pesaingnya. Baik dari engine maupun desain bodi, Suzuki sebetulnya tidak kalah dengan Yamaha maupun Honda. Tapi lebih kepada kalah strategi dalam merebut pasar penyuka skubek. “Malahan komponen fast moving Suzuki jauh lebih tahan dibanding skubek sejenis,” sebut Sukardi.
Salah satunya, ”Suzuki kurang disuka karena susah dimodif. Part bolt-on dan variasi masih susah dicari. Berbeda dengan Yamaha maupun Honda yang banyak pilihan variasi,” tegas Riyan Clay, biker dari Tangerang.
Karena kurang diminati inilah akhirnya pasaran harga skubek bekas Suzuki jatuh. Jatuhnya pasaran skubek Suzuki ini bagi sebagaian orang menjadi keuntungan tersendiri. Karena bisa mendapatkan skubek berkualitas dengan harga yang ltentunya jauh ebih terjangkau.
“Karena tidak semua orang membeli skubek untuk dimodifikasi. Banyak juga yang membelikan istrinya sekadar dipakai mengantar anak ke sekolah. Untuk itu, mereka lebih memilih skubek Suzuki karena tahunnnya muda dan harga yang terjangkau,” tegas Sukardi.
Karena jarang part modifnya, makanya masih gampang mencari skubek Suzuki yang masih tampil orisinal. Selain itu juga, tahun penerbitannya muda, maka rata-rata skubek Suzuki jarak tempuhnya pun masih sedikit. Otomatis, kondisinya relatif masih bagus. Inilah yang menjadi nilai tambah. Ditambah lagi desain bodi skubek Suzuki lebih gambot dan besar. sehingga, mempunyai daya angkut yang lebih besar dan lebih lega.
Satu lagi, karena populasinya masih sedikit, jarang dijumpai ada part oplosan pada skubek Suzuki. “Maklum, banyak penjual motor yang nakal kerap mengoplos part motor yang akan dijual. Khususnya motor bekas tarikan leasing. Sehingga, kondisi mesin biasanya sudah tidak asli. Kalau pun asli, sudah pada rusak. Kalau skubek Suzuki jarang mengalami hal seperti itu,” tambah pria berkumis ini.
Masuk akal memang, Tapi, bagi mereka yang doyan modifikasi dan masih tetap berpatokan pada harga jual kembali yang tinggi, pilihan tetap jatuh pada skubek bekas dari Honda dan Yamaha.
Dari data beberapa penjual motor bekas, Yamaha Mio Soul, Honda Vario dan BeAT masih mendominasi penjualan. Hanya saja, sobat kudu rela merogoh kocek yang lebih dalam lagi tentunya. Perbedaannya bisa mencapai 2 jutaan untuk tahun yang sama. Dan bagi yang tidak butuh tren modifikasi, skubek Suzuki layak dijadikan pilihan
Suzuki Skywave 2009 dilepas Rp 8 jutaan. Atau Suzuki Skydrive 2009 yang malah dilepas seharga Rp 7 jutaan. Bandingkan dengan Yamaha Mio Soul di tahun yang sama. Matik Yamaha ini dilepas di banderol Rp 9,5 jutaan. Intip juga Honda Vario terbitan 2009, di pasaran skubek bekas masih ditawarkan dengan harga Rp 10 jutaan. Padahal, harga semua skubek ini tidak terpaut jauh saat sama-sama dijual baru di tahun yang sama.
Menurut Sukardi, penjual motor bekas di bilangan Simo Kalangan, Surabaya, Jawa Timut jatuhnya harga Suzuki bukan karena kualitasnya lebih buruk dibanding pesaingnya. Baik dari engine maupun desain bodi, Suzuki sebetulnya tidak kalah dengan Yamaha maupun Honda. Tapi lebih kepada kalah strategi dalam merebut pasar penyuka skubek. “Malahan komponen fast moving Suzuki jauh lebih tahan dibanding skubek sejenis,” sebut Sukardi.
Salah satunya, ”Suzuki kurang disuka karena susah dimodif. Part bolt-on dan variasi masih susah dicari. Berbeda dengan Yamaha maupun Honda yang banyak pilihan variasi,” tegas Riyan Clay, biker dari Tangerang.
Karena kurang diminati inilah akhirnya pasaran harga skubek bekas Suzuki jatuh. Jatuhnya pasaran skubek Suzuki ini bagi sebagaian orang menjadi keuntungan tersendiri. Karena bisa mendapatkan skubek berkualitas dengan harga yang ltentunya jauh ebih terjangkau.
“Karena tidak semua orang membeli skubek untuk dimodifikasi. Banyak juga yang membelikan istrinya sekadar dipakai mengantar anak ke sekolah. Untuk itu, mereka lebih memilih skubek Suzuki karena tahunnnya muda dan harga yang terjangkau,” tegas Sukardi.
Karena jarang part modifnya, makanya masih gampang mencari skubek Suzuki yang masih tampil orisinal. Selain itu juga, tahun penerbitannya muda, maka rata-rata skubek Suzuki jarak tempuhnya pun masih sedikit. Otomatis, kondisinya relatif masih bagus. Inilah yang menjadi nilai tambah. Ditambah lagi desain bodi skubek Suzuki lebih gambot dan besar. sehingga, mempunyai daya angkut yang lebih besar dan lebih lega.
Satu lagi, karena populasinya masih sedikit, jarang dijumpai ada part oplosan pada skubek Suzuki. “Maklum, banyak penjual motor yang nakal kerap mengoplos part motor yang akan dijual. Khususnya motor bekas tarikan leasing. Sehingga, kondisi mesin biasanya sudah tidak asli. Kalau pun asli, sudah pada rusak. Kalau skubek Suzuki jarang mengalami hal seperti itu,” tambah pria berkumis ini.
Masuk akal memang, Tapi, bagi mereka yang doyan modifikasi dan masih tetap berpatokan pada harga jual kembali yang tinggi, pilihan tetap jatuh pada skubek bekas dari Honda dan Yamaha.
Dari data beberapa penjual motor bekas, Yamaha Mio Soul, Honda Vario dan BeAT masih mendominasi penjualan. Hanya saja, sobat kudu rela merogoh kocek yang lebih dalam lagi tentunya. Perbedaannya bisa mencapai 2 jutaan untuk tahun yang sama. Dan bagi yang tidak butuh tren modifikasi, skubek Suzuki layak dijadikan pilihan