Villa di Puncak Berita: Kawasan wisata kebun teh Puncak, Kabupaten Bogor, tetap menjadi pilihan warga Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi (Jabodetabek) dan Bandung. Di libur perayaan Waisak yang jatuh pada Jumat (28/5), kawasan tersebut dipadati pengunjung untuk berekreasi.
Pantauan Villa di Puncak, sejak pagi arus di jalur Puncak sudah dipadati antrean kendaraan roda dua dan roda empat yang mayoritas berplat B. Bahkan hingga Jumat siang menjelang sore, volume kendaraan terus bertambah. Kemacetan sudah terpantau selepas pintu tol Ciawi hingga Pasar Cisarua, yang jaraknya sudah mendekati pertigaan jalan ke Taman Safari Indonesia (TSI). Panjang kemacetan mencapai sembilan kilometer.
Dengan kondisi tersebut, kendaraan hanya bisa melaju dengan kecepatan lima kilometer per jam. Selain karena volume kendaraan yang masuk dan melintasi jalur tersebut sangat tinggi, kemacetan juga dikarenakan tidak seimbangnya kapasitas jalan yang hanya cukup untuk dua mobil saja.
"Dari tadi kita seperti ini. Kecepatannya hanya lima kilomter per jam. Bahkan tadi sempat tidak bergerak. Saya mau ke Gunung Mas dan sudah terhambat macet dari pagi," kata Ramon, salah seorang pengendara mobil dari Jakarta.
Dari pagi hingga pukul 14.00 WIB, terpantau di Traffic Management Center (TMC) Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Bogor, kendaraan yang menyerbu kawasan Puncak mencapai 40 ribu unit. Untuk tempat wisata yang pada hari itu banyak dikunjungi para wisatawan di antaranya Taman Wisata Matahari (TWM), Wisata Agro Gunung Mas, Curug Cilember, Telaga Warna, dan tentunya tempat wisata satwa Taman Safari Indonesia (TSI).
Selain menggunakan kendaraan pribadi mobil dan motor, banyak juga para wisatawan yang datang secara rombongan dengan menggunakan bus besar pariwisata. Keluar masuknya kendaraan besar itu pula yang memperparah kemacetan. Ditambah lagi banyaknya para wisatawan yang menghentikan kendaraannya di bahu jalan untuk membeli oleh-oleh.
Tidak ada hal baru yang dilakukan petugas Satuan Lalu Lintas (Sat Lantas) Polres Bogor dalam mengatasi dan mengurai kemacetan. Seperti yang dilakukan di saat libur akhir pekan (Minggu), petugas hanya melakukan pemenggalan atau cara konvensional lainnya yakni memberlakukan sistem satu arah (one way).
Kepala Satuan Lantas (Kasat Lantas) Polres Bogor AKP Hendra Gunawan mengatakan, pihaknya sudah beberapa kali memberlakukan sistem satu arah, baik dari arah Jakarta-Cianjur maupun dari arah sebaliknya. "One way kami berlakukan, jika kondisi kepadatan terjadi di satu arah. Misalnya, kalau termonitor kepadatannya terjadi dari arah Jakarta, kami buka satu jalur dengan memprioritaskan yang dari arah Jakarta. Dan itu juga kami lakukan jika terjadi di arah sebaliknya," kata Kasat.
Jika terjadi kemacetan di dua arah, lanjut Kasat, pihaknya lebih memaksimalkan personelnya untuk bergerak di beberapa titik rawan macet saja. Di antaranya, di titik atau sekitar Chimory, di sekitar pintu masuk TWM, Pasar Cisarua, dan pertigaan jalan masuk TSI. (DD/OL-04)
Pantauan Villa di Puncak, sejak pagi arus di jalur Puncak sudah dipadati antrean kendaraan roda dua dan roda empat yang mayoritas berplat B. Bahkan hingga Jumat siang menjelang sore, volume kendaraan terus bertambah. Kemacetan sudah terpantau selepas pintu tol Ciawi hingga Pasar Cisarua, yang jaraknya sudah mendekati pertigaan jalan ke Taman Safari Indonesia (TSI). Panjang kemacetan mencapai sembilan kilometer.
Dengan kondisi tersebut, kendaraan hanya bisa melaju dengan kecepatan lima kilometer per jam. Selain karena volume kendaraan yang masuk dan melintasi jalur tersebut sangat tinggi, kemacetan juga dikarenakan tidak seimbangnya kapasitas jalan yang hanya cukup untuk dua mobil saja.
"Dari tadi kita seperti ini. Kecepatannya hanya lima kilomter per jam. Bahkan tadi sempat tidak bergerak. Saya mau ke Gunung Mas dan sudah terhambat macet dari pagi," kata Ramon, salah seorang pengendara mobil dari Jakarta.
Dari pagi hingga pukul 14.00 WIB, terpantau di Traffic Management Center (TMC) Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Bogor, kendaraan yang menyerbu kawasan Puncak mencapai 40 ribu unit. Untuk tempat wisata yang pada hari itu banyak dikunjungi para wisatawan di antaranya Taman Wisata Matahari (TWM), Wisata Agro Gunung Mas, Curug Cilember, Telaga Warna, dan tentunya tempat wisata satwa Taman Safari Indonesia (TSI).
Selain menggunakan kendaraan pribadi mobil dan motor, banyak juga para wisatawan yang datang secara rombongan dengan menggunakan bus besar pariwisata. Keluar masuknya kendaraan besar itu pula yang memperparah kemacetan. Ditambah lagi banyaknya para wisatawan yang menghentikan kendaraannya di bahu jalan untuk membeli oleh-oleh.
Tidak ada hal baru yang dilakukan petugas Satuan Lalu Lintas (Sat Lantas) Polres Bogor dalam mengatasi dan mengurai kemacetan. Seperti yang dilakukan di saat libur akhir pekan (Minggu), petugas hanya melakukan pemenggalan atau cara konvensional lainnya yakni memberlakukan sistem satu arah (one way).
Kepala Satuan Lantas (Kasat Lantas) Polres Bogor AKP Hendra Gunawan mengatakan, pihaknya sudah beberapa kali memberlakukan sistem satu arah, baik dari arah Jakarta-Cianjur maupun dari arah sebaliknya. "One way kami berlakukan, jika kondisi kepadatan terjadi di satu arah. Misalnya, kalau termonitor kepadatannya terjadi dari arah Jakarta, kami buka satu jalur dengan memprioritaskan yang dari arah Jakarta. Dan itu juga kami lakukan jika terjadi di arah sebaliknya," kata Kasat.
Jika terjadi kemacetan di dua arah, lanjut Kasat, pihaknya lebih memaksimalkan personelnya untuk bergerak di beberapa titik rawan macet saja. Di antaranya, di titik atau sekitar Chimory, di sekitar pintu masuk TWM, Pasar Cisarua, dan pertigaan jalan masuk TSI. (DD/OL-04)